Minggu, 21 Agustus 2022

"Bro" dan "Ompe" Di Tepian Mahakam

Berawal dari, kegabutanku Kali ini untuk menepi. Iyah ini jadi bagian cerita perjalanan walaupun cerita Kali ini sedang tidak berpegian jauh dari 1 tempat ke tempat lainnya.

Sore itu lepas Azan ashar Aku memutuskan secara tiba-tiba ke tepian, fyi Aku tinggal di Samarinda yang letaknya dikelilingi oleh sungai mahakam, Salah satu tempat wisata atau nongkrong yang sering dikunjungi penduduk lokalnya ya tepian mahakam letaknya disepanjang jalan kota samarinda yang berdampingan langsung dengan sungai mahakam. 

Khusus Kota samarinda ikon taman Tepian mahakam ini terletak dijalan Gajah mada pas di depan Kantor gubenur yang baru saja di perbaharui, biasanya diatas pukul 17.00 para penjual atau UKM kecil menjajakan jualannya, seperti beberapa cemilan, makanan ringan Dan berat. jangan khawatir bagi kamu yang biasanya menggunakan uang electronic mereka menyediakan Qris untuk metode pembayaran hehehe cukup keren bukan ? 

Sebenarnya seperti yang sudah Aku sampaikan tepian mahakam sepanjang jalan juga termaksid tepian mahakam, seperti tepian , ada juga lampion garden, marimar (street food) yang konsepnya kurang lebih sama seperti tepian yang letaknya di depan gubenur.

Nah Kali ini aku memutuskan untuk menepi di tepian yang letaknya disebrang mesjid Islamic center, mesjid terbesar di Kota Samarinda. Tempatnya adem banyak perpohonan, tidak begitu banyak pedagang, Dan katanya akan menjadi pantai tepian tapi Sayangnya tidak berjalan dengan lancar huehuehue Karena tidak ada ombak seperti dipantai ya Karena ini adalah sungai mahakam.

Karena kesana setelah hujan berhenti jalan yang dituju cukup licin Dan berlumut, tidak begitu banyak orang hanya ada 4-6 orang duduk di pembatas, Aku memilih duduk jauh sekitar 10 meter dari 2 pasangan yang sedang asik mengobrol kemudian duduk dengan meloncat sekuat tenaga hahaha Karena tingginya hampir 1,5 meter maklum diri ini cukup berat, Dan duduk menghadap langsung ke sungai mahakam yang cukup luas, sore itu air sungai sedang surut, melihat beberapa pemandangan seperti pronto yg membawa batu bara berhenti ditengah sungai menunggu sampai air sungai pasang agar bisa berjalan ke Hulu Dan pemandangan menarik seorang nelayan yang melempar jaring ikan di tengah sungai, dan melihat lurus menghadap Kota samarinda sebrang, pemandangan yang sangat tidak asing untuk dilihat. Rasanya sangat tenang mendengar gelombang air sungai yang menghatam pembatas, Dan waktu yang tepat untuk menangkan diri sendiri. 

Selang beberapa menit datang seorang pengamen membawa gitarnya, sebelum nyanyi Aku sampaikan bahwa Aku gak Ada uang kecil tapi boleh nyanyi kok trus Aku tawarkan bisa nyanyi lagunya lobow gak ? Pengamen bilang dia gak tau, Taunya lagu bondan, naff, bandanaira dan beberapa band lainnya yang disebut, hahaha dasar Aku sudah Tau gak punya uang malah banyak minta. Akhirnya pengamen ah Kita sebut saja dia Bro, bro langsung ikut duduk menghadap sungai, selagi bro nyanyi "yasudahlah dari Bondan" Aku merocek isi tasku hehehe maklum lagi Aku sudah tidak terbiasa membawa cash, syukurnya ada receh yang jumlah cukup banyak kutumpuk jadi menara keatas dan menikmati lagu yg suara gitarnya rada tidak begitu enak tapi bisa dinikmati. 

aku bilang saja "aku lagi berlajar gitar" karena suara gitarnya tidak begitu enak bro pikir aku bisa bermain gitar trus bro bilang sama aja bro juga baru bisa main gitar makannya cuman tau beberapa lagu aja hahaha yang penting modal untuk ngamen bisa nyanyi beberapa lagu. Aku pikir bro akan berhenti hanya satu lagu tapi lanjut menyanyi kembali oh ternyata uang receh yang kubuat menara itu belum kusodorkan ke arahnya hahaha Karena sadar diri Aku langsung menyodorkan uang recehan yg kalau dihitung sampai 5rb, bro kemudian mengambil dan memasukan kedalam kantong celananya, kemudian bro lanjut bernyanyi sampai Aku lupa dia sudah nyanyi berapa lagu, rasanya pengen ikut nyanyi tapi hari itu lagi batuk dan suara merdu ini menghilang hahaha.

sesekali membuka topik pembicaraan."Kau orang Mana?" Tanya bro, dari pertanyaanya Aku sudah Tau kalau bro bukan asli orang samarinda. ya benar saja bro berasal dari kalimantan selatan dan baru saja tinggal disamarinda 1 tahun ini dan memutuskan untuk mengamen di sepanjang tepian mahakam, "umur kau berapa?" tanyanya tiba-tiba, kusuruh saja dia menebak dan bro bilang "belasan tahun paling" sontak aku tertawa HAHAHAHA syukurlah terlihat lebih muda dimata bro dan kemudian cukup kaget kalau rupanya kami seumuran wkwkwkwkw. bro sudah punya dua anak, anak no 2 baru saja lahir 6 bulan lalu di samarinda, dia tinggal bersama istri dan kedua anaknya istrinya lebih muda 2 tahun darinya.

bro bercerita sebelum jadi pengamen dia udah pernah bekerja di tambang dan perusahan tambang lainnya salah satu pekerjaan favorite bagi penduduk kalimantan yang katanya sangat mengiurkan, entah kenapa berhenti dan memutuskan untuk jadi pengamen, aku tidak begitu banyak menggali informasi dari bro ini, biarkan saja bro ini bercerita selagi menunggu pengunjung ke tepian lebih banyak dan dia akan mulai bekeliling kembali. kutanya saja cukup lumayan ya kalau ngamen sore gini, bro bisa dapat 100 rb bahkan lebih, triknya adalah bernyanyi agak nyaring agar pengunjung lainnya juga dengar setelah bro langsung melirik tanda "mana uangnya" hahaha, kubilang saja "jangan maksa dong hahaha" jujur saja kadang suka risih sama pengamen yang terlalu maksa, bernyanyi ngasal, sebagai pengunjung pasti bisa menikmati adanya pengamen sopan dan suaranya enak hehehe.

tidak begitu lama ada yang berteriak dibelakang kami, oh ternyata kawan bro berusia lebih tua dari kami, 35 thn usianya sudah punya anak 4 dan laki-laki semua yang bikin sakit kepala info yang beliau sendiri katakan. sebut saja Ompe (Om Parkir) seorang penjaga parkir ilegal ditepian, bertopi dan bertato di lengan kirinya, ompe menghampiri kami dan langsung bertanya "Digoda kamu sama dia?" hahaha kami langsung tertawa bersama,

Ompe mengambil alih gitar di tangan bro dan mulai menunjukan keahliannya dan langsung bergabung bercerita bersama kami. tidak disangka bahwa Ompe pun pernah bekerja di tambang batu bara untuk waktu yang cukup lama, bekerja di pelabuhan, membawa alat barat di tambang, kemudian memutuskan resign karena gak sanggup liat kondisi lingkungan yang akibatnya makin kesini makin parah, ompe munjukan beberapa jalan yang pertahananya rusak belum lagi tumbuhan lainnya, aku yang mendengarka cukup antusias belum lagi Ompe bilang "omongan orang gaji gede ditambang itu taruhannya juga nyawa, kadang omongan orang kayanya kaya banget kalau kerja di tambang padahal kalau mau kediskotik juga patungan sama teman 1 juta peroang ampe 20 orang baru bisa open table ngumpulin 20 jt wkwkwkwkw, mending gini ajalah santai"

sebagai orang samarinda emang gak asing dengan kumpulan tukang parkir ilegal berserta jajarannya (tau kan yaa hehehe), tiba-tiba Ompe lanjut bercerita setelah tau aku belum punya pasangan dia pesan "jangan mau sama laki-laki yang suka mukul, gaya preman boleh tapi biar perawakan preman itu gak bakal mukul perempuan kalau udah berani mukul berarti dia bermasalah, narkobalah, minum-minumlah, apalagi orang yang pake narkoba itu adalah pembohong syukur aja kalau udah berhenti. kita ini kalau sudah jadi orangtua janganlah biarkan anak kita kaya kita dulu, narkoba itu gak ada untuk dan baiknya" ujarnya seperti itu, entah apa yang diceritakan itu adalah kisahnya atau kisah orang lain tapi aku cukup menikmati alurnya, hasil sebuah perjalanan hidup yang berharga. cukup lama berbincang Ompe kembali ke parkiran, karena waktu yang tepat untuk menghampiri pengunjung yang terkesan cepat agar tidak membayar parkir hahahaha, aku bilang saja "cuan ya om" ompe tersenyum dan bilang "gawat nih gak bawa uang kalau pulang hahahah"

kemudian pengunjung lainnya berdatangan dan duduk di perbatasan, bro pamit untuk melanjutkan perjalananya bernyanyi dari pengunjung satu ke pengunjung lainnya, karena prinsipnya sama seperti Ompe "pulang harus bawa duit". bro berdiri dan melambaikan tangan serta mengucapkan "pergi dulu bro!" ku jawab saja "okeh bro ! terimakasih"

entah untuk apa berterimakasih sore itu seperti biasa kita tidak saling berkenalan nama atau sejenis namun menjadi hal menarik bertemu 2 orang baru secara random bertukar cerita dan sesekali tertawa bersama sampai pengunjung lain melihatku diantara mereka bingung hahaha, lalu aku pun memutuskan untuk meninggalkan tepian dan berpamitan pula dengan Ompe yang kutemui di parkiran.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Bro" dan "Ompe" Di Tepian Mahakam

Berawal dari, kegabutanku Kali ini untuk menepi. Iyah ini jadi bagian cerita perjalanan walaupun cerita Kali ini sedang tidak berpegian jauh...